SUATU SAAT, cinta itu pernah ada. Dan aku
melihatnya pergi tanpa sempat kucegah sama sekali.
Sejak
itu, hari-hari terasa sulit untuk dijalani. Aku bahkan sulit untuk tersenyum
pada bayanganku sendiri di cermin – karena saat itu aku tahu, hanya aku sendiri
yang terlihat di situ. Meskipun kedengarannya tak masuk akal, seiring aku
berharap bisa membalikkan waktu. Aku bahkan bersedia memberikan apa saja supaya
bisa mengucapkan apa yang selama ini terpendam begitu saja di hati.
Suatu
saat, cinta itu pergi.
Menyisakan
sejuta penyesalan karena tak cukup sigap menahannya tetap berada di sini.